Buscar

Páginas

Unforgettable Present


2 April 2011, Mekkah, Saudi Arabia..

            

           Tepat ketika menjelang waktu sholat Ashar tiba, aku dan ibuku bergegas dan bersiap-siap pergi menuju mesjidil haram. setelah baru saja meninggalkan hotel dan memulai jalan kaki pergi menuju mesjid aku melihat beribu-ribu manusia juga sama bergegasnya, pemandangan yang begitu berbeda dari tanah tempat tinggalku. Disini hampir semua orang tak menyianyiakan waktu sholatnya, disini, tepat di tanah Haram ini, orang-orang meramaikan mesjid, sangat jauh berbanding terbalik dengan di Indonesia yang justru menyepikan mesjid.
mimpi rasanya berada di tempat ini, masih tidak percaya bahwa sekarang aku sedang melanjutkan perjalanan ke mesjid yang memiliki banyak keutamaan di tanah yang utama dan dimuliakan. Tiba-tiba lamunanku buyar melihat pengemis yang menghampiri aku dan ibuku. Wanita yang menurutku umurnya kira-kira masih 20 tahunan. Ia meminta belas kasihan, aku melihat ia kelihatannya masih sehat dan aku juga mengingat perkataan ustadz sewaktu di hotel, ia mengatakan bahwa kalau kalian bertemu dengan pengemis di sekitar mesjid tolong jangan dikasih karena jika dikasih maka pengemis-pengemis yang lain akan ikut menghampiri kita dan juga mengemis ke kita. Dan benar adanya perkataan ustadz itu, seketika dua orang pengemis juga mendekatiku dari belakang, aku jadi takut, mereka mendempetku, sementara pada saat itu aku tak membawa uang sepeserpun, dan aku juga menuruti perkataan ustadz pembimbingku itu. Aku hanya mengabaikan mereka dengan perasaan kasihan. Lama kelamaan mereka pergi, aku mengucapkan Alhamdulillah karena sebenarnya perasaanku sangat takut, aku juga tak tahu kenapa.
                Sesampainya aku dan ibuku di mesjid, aku mengambil tempat duduk di lantai dua mesjidil Haram. setelah melaksanakan sholat tahiyatul mesjid dan sholat ashar, rasanya aku ingin membaca Al-Qur’an, maka akupun membuka tas selempang yang tadi ku bawa. Aku bingung melihat tasku yang resletingnya telah terbuka, dan aku fikir mungkin tadi aku lupa menutupnya. Setelah itu kucari Al-Qur’an ku, dan ternyata tidak ada, aku bertanya pada ibuku “bu, lihat Al-Qur’anku tidak?” ibuku hanya menjawab “tidak, lho ibu kira kamu cuma simpan di tas itu kok, kamu gak pernah keluarin kan ?” aku hanya mengangguk, memang selama ini Al-Qur’an itu tidak pernah aku keluarkan dari dalam tas. Tiba-tiba dalam benakku terlintas wajah pengemis tadi dan astaghfirullah aku mendapat perasaan bahwa pengemis tadi yang telah mengambil Al-Qur’an itu. Al-Qur’an ku itu memang bentuknya menyerupai dompet, dan pantas tasku telah terbuka. Aku merasa sedih masih ada ya orang-orang yang berbuat jahat di tanah mulia ini, memang syetan tak akan pernah berhenti menggoda manusia. Namun, aku masih bersyukur karena barang-barang berharga yang aku bawa Cuma Al-Qur’an sama tasbih, hp ku kutinggal di hotel. Alhamdulillah. Namun aku sebenarnya masih merasa sedih karena Al-Qur’an itu merupakan Al-Qur’an kesayanganku yang selalu kubawa kemana-mana. Tetapi, semuanya telah terjadi, dan sudah kehendak Allah. Mungkin hikmah dari kejadian ini bahwa aku harus meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati saat berada di keramaian yang memiliki banyak kesempatan dalam melakukan kejahatan. Dan aku juga berfikir bahwa Allah selalu melakukan yang terbaik untuk kita, dan mungkin saja Allah mempunyai rencana lain dari kejadian ini. Dan semoga pencopet tadi yang menyamar menjadi pengemis mendapat hidayah saat membuka barang yang dikiranya dompet itu ternyata berisi ayat-ayat Allah yang mulia. Wallahu A’lam. Aku telah mengikhlaskan semuanya, walaupun aku tertimpa sedikit musibah namun manusia seharusnya terus bersyukur masih banyak kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan-Nya, jangan Cuma bisanya mengeluh. “Sudah, nanti kita beli yang baru, kamu jangan sedih dong nak..” kata ibuku yang daritadi melihatku dengan wajah yang muram.
                Mmm… biarlah , akhirnya aku memutuskan menggunakan Al-Qur’an yang telah tersedia di mesjid. Untuk menghibur diri, aku  membaca surah Ar-Rahman yang menganjurkan agar kita selalu bersyukur. Selesai membaca surah Ar-Rahman tiba-tiba ada seorang wanita Arab yang menyodorkanku sebuah Al-Qur’an, aku bingung, aku kira wanita itu menyuruhku mengembalikan Al-Qur’an itu ke tempatnya, lalu aku bertanya padanya dalam bahasa inggris “do you want me to Return this Al-Qur’an back ?” dan dia menjawab “No, no, no it’s for you.. please take it..” dan wanita itupun pergi meninggalkanku dalam keadaan tercengang-cengang tanpa memberiku kesempatan mengucapkan kata terima kasih. Hah Al-Qur’an yang telah kupegang itu untukku, benar untukku, orang itu telah memberiku Al-Qur’an. Aku masih tak percaya. Lalu aku memberitahu ibuku kejadian barusan. “bu, aku dapat Al-Qur’an” “hah ?! dapat dari mana ? kok bisa ?” ibuku juga sangat kaget. “gak tahu bu, wanita itu Cuma menghampiriku dan memberikan Al-Qur’an ini” aku menjawab dengan nada bingung. “Masya Allah, hadiah itu nak, terima saja..” ibuku tersenyum lalu melanjutkan bacaan Al-Qur’annya. Ya Allah apakah betul ini hadiah dari keikhlasanku serta rasa syukurku ? aku lalu bersujud syukur, Allah selalu membalas perbuatan hamba-hambanya apalagi tentang masalah hati dan sebuah kesyukuran. Aku lalu membaca Al-Qur’an baruku itu dengan hati senang. Alhamdulillah. Allah memang selalu melipatgandakan kenikmatan orang yang selalu bersyukur dan itu telah terjadi pada diriku.. pulangnya aku ke Indonesia, aku lalu dibelikan Al-Qur’an yang hampir sama dengan Al-Qur’anku yang dulu hilang, justru gantinya jauh lebih bagus lagi, ya Allah ini baru pembalasan dunia, subhanallah, tak berhenti aku memuji-Mu.



>keep think positive for what happened in your life, then see what will happen next<

2 comments:

Alkhansa Humaira

wah, enak yaa ukhti.. ya Allah, kapan Engkau memanggilku juga ya Rabb ? ke tanah Mu yang suci.. :)

that's a great experience :)

Widia Julianti Siddik-Masyitha

hehe, ta'doain deh.. smoga bisa kepanggil juga :) amiin

Post a Comment