Kalimat ini datang ketika kedua mata manusia sedang asyik memandang langit pagi yang tiba-tiba berubah warna menjadi keabu-abuan..
Yah..Di kala hujan yang dingin, hati ini menjadi hangat karena do’a
Terbayang beribu-ribu malaikat tengah menjalankan perintah-Nya,
Titik-titik air yang jatuh menjadi karunia yang tak terhitung nilainya,
Betapa kadang hati ini tak mensyukuri nikmat
Betapa kadang jiwa ini lupa bahwa ada Zat yang Maha Mulia telah mengatur sempurna kehidupan kita
Betapa kadang akal tak digunakan dalam kebahagiaan semu semata
Betapa kadang, lupa menjadi kebiasaan yang disengajai dalam melakukan perintah-Nya
Betapa sering dada ini sesak dan menjerit namun telinga seolah tuli, hati seolah mati,
Kemanakah wahai engkau fulana ? apakah engkau tak takut dengan hari dimana seluruh manusia dihadapkan kepada Tuhannya dalam keadaan hina, sendiri, tenggelam dalam keringat, mulut terkunci, dan tinggal keikhlasanmu saja yang berbicara ? tidakkah engkau malu pada Allah yang Maha Agung ?
Semoga Allah senantiasa memberi ridho-Nya di setiap langkah-langkah kita..
Dan hujan pun berhenti bergemuruh…
0 comments:
Post a Comment