Bismillah
kini kita (saya) memasuki babak baru tentang renungan kita (saya) berada disini -dimanapunberada-
apa yang membuat kita (saya) tumbuh sejauh ini? sebesar ini? senakal ini? dan se- se- lainnya?
tentu saja kita (saya) sendiri bingung menjawabnya.sangat bingung.
entahlah, mungkin akhir-akhir ini saya terlalu gila menempatkan diri. terlalu banyak hal yang saya lakukan yang membuat saya menyesal, sesesal-sesalnya. aduh, mengapa? apakah saya masih saya? atau saya bukan saya lagi? saya benar-benar terjebak dalam pikiran yang penuh ketidakpastian dan kebimbangan.
oke, langsung saja, saya seperti ingin pergi.. jauuuuh ke tempat dimana saya bisa sendiri, tidak, maksud saya, hanya saya dan Dia. berdua. dan masih dalam keadaan hidup, di dunia.
saya tidak habis pikir, bahwa saya pernah berpikir untuk tidak diberikan nyawa dan mengenali makhluk-makhluk yang ada di bumi. keanehan pertama yang membuat saya pusing sendiri. oke, saya mengaku, saya cukup labil tiap harinya.
beruntung, dalam keadaan itu, saya masih bisa mengendalikan diri saya untuk bersikap normal dan se-ma-nis mungkin di depan orang-orang yang sangat murah perhatiannya untuk diberikan kepada saya.
Ya Allah,
saya tidak bisa terus-terusan membohongi diri saya, bahwa saya tidak suka ini dan itu. bahwa sabar itu mudah.bahwa menepati janji itu mudah. bahwa menjadi yang diinginkan-Nya itu mudah.
tapi, mengapa? apakah saya terlalu rapuh untuk berucap jujur pada diri sendiri?
namun, satu pemberian yang membuat saya terus bersyukur, ialah bahwa saya diberi kemampuan untuk tersenyum, senyuman yang seakan menggantikan persepsi orang saat melihat mata saya yang begitu sinis. senyum yang mampu menutupi seluruh kegamangan saya. ternyata, saya cukup kuat di tengah kerapuhan.
bisakah saya memilih manusia yang tepat untuk membicarakan ini? doakan yah.. karena hingga saat ini saya belum menemukannya...
saya terlalu takut untuk mengungkapkan semuanya..semuanya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment